Latar
Belakang
Buah-buahan merupakan hasil pertanian yang cepat
rusak, namun mempunyai kualitas pasaran yang sangat tinggi jika berada
dalam keadaan segar. Buah-buahan umumnya dikonsumsi segar tetapi disamping
itu juga lebih dimanfaatkan dalam berbagai bentuk olahan dan limbahnya juga
dimanfaatkan sebagai bentuk olahan yang dapat meningkatkan nilai ekonomi
melalui produk tersebut.
Peningkatan
nilai tambahnya lebih menjanjikan, daripada bahan baku yang pokok, contoh:
produk kulit pisang yang dimanfaatkan menjadi jelly kulit pisang lebih
menguntungkan daripada produk keripik pisang.
Pisang cepat rusak, waktu panen
buah pisang hasilnya melimpah dan harganya jadi turun sehingga lebih baik
diolah dan diawetkan dengan cara dibuat produk olahan baik sebagai bahan
industry atau olahan pangan yang siap dikonsumsi.
Bahan makanan umumnya tidak
dikonsumsi dalam bentuk seperti bahan mentahnya apalagi limbahnya, tetapi
sebagian besar diolah menjadi berbagai bentuk dan jenis makanan lain.
Tujuan pengolahan baik pangan pokok atau limbah adalah untuk menambah
diversifikasi pangan untuk memperpanjang daya tahan simpan atau mengawetkan
bahan makanan.
Hasil pertanian setelah dipanen
kalau tidak ditangani dengan baik atau dibiarkan begitu saja, lama-kelamaan
akan mengalami perubahan akibat pengaruh fisik, kimia atau mikribiologi.
Perubahan-perubahan tersebut ada yang menguntungkan, tetapi lebih banyak
yang merugikan. Di dalam teknologi pangan, maka perubahan-perubahan yang
menguntungkan dengan sengajan diadakan, digiatkan, dibantu, dipercepat atau
diatur, sedangkan perubahan-perubahan yang merugikan dihambat, dicegah,
dihindarkan atau dihentikan.
Untuk meningkatkan mutu hasil
pertanian yang baik maka perlakuan segera terhadap komoditi yang
bersangkutan harus dilaksanakan dengan hati-hati, seperti penentuan derajat
kemasakkan, untuk dipilih harus tepat, grading, sortasi, pengepakan,
pengangkutan harus dilaksanakan dengan cermat dan hati-hati.
Perlakuan yang kasar dalam
menangani bahan baku pokok maupun limbah pertanian akan meningkatkan
kerusakan komoditi yang bersangkutan. Pada umumnya komoditi hasil pertanian
mempunyai beberapa kelemahan, misalnya selain sifat produksinya musiman
juga bersifat mudah rusak. Untuk mengatasi hal tersebut, di antaranya perlu
teknologi pengolahan hasil yang mampu membentuk daya tahan dan
diversifikasi bentuk serta memberikan variasi makanan yang untuk memenuhi
kebutuhan para konsumen. Permaslahannya adalah bahwa teknologi pengolahan
pangan hasil pertanian yang baik saat ini masih terbatas dikuasai
masyarakat pada umumnya sehingga masih sangat sedikit petani yang mencoba
melakukannya, untuk itu perlu adanya upaya pembinaan dalam rangka
memperkenalkan dan meningkatkan keterampilan tentang pengolahan baik bahan
pokok maupun limbah.
Sejak dahulu, telah dikenal
usaha-usaha untuk mengolah limbah dan mengawetkan bahan makanan baik bahan
nabati maupun hewani, seperti penjemuran, pengasapan, penyimpanan bahan
makanan di dalam gua-gua es, penggaraman, dsb. Semua usaha-usaha itu
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan makanan pada saat keadaan tidak
memungkinkan untuk mencari makanan.
Secara turun-temurun berbagai
resep dibuat diteruskan, diperbaiki dan ditambah terutama pengolahan limbah
yang tadinya dibuang. Dengan demikian, sesuai dengan kemajuan dalam bidang
teknologi terjadi pula pemikiran dan penciptaan cara-cara pengawetan yang
baru. Dalam hal ini, peranan ilmu pengetahuan sangat penting artinya dalam
pengembangan teknologi pengolahan, khususnya limbah dan umumnya hasil
pertanian yang pokok.
Pembuatan
Jelly Kulit Pisang
Alat dan
bahan
1. Alat yang diperlukan adalah :
a. Panci stainless
b. Kompor
c. Pisau stainless
d. Garpu/sendok/pengaduk kayu
e. Baskom plastik
f. Alat pengukur (literan atau
timbangan)
g. Saringan
h. Talenan
i. Stoples
2. Bahan yang diperlukan adalah :
a. Kulit pisang matang : 1 liter
b. Kulit pisang mentah : 1 liter
c. Air : 2 liter
d. Sitrunzuur : 1 sdm
e. Gula putih : 500-700 gram
f. Vanili : 1 bungkus
Cara Membuat
Untuk
membuat jelly kulit pisang ini adalah :
1. Pilih kulit pisang yang bersih
cukup tua baik yang matang maupun mentah.
2. Cuci hingga bersih.
3. Potong-potong dan buang bahan
yang tidak digunakan.
4. Timbang sesuai kebutuhan lalu
tambahkan air bersih dan sitrunzuur.
5. Rebus hingga mendidih, angkat
dan diamkan selama 12-20 jam.
6. Saring pelan-pelan jangan sampai
air yang keruhnya terbawa.
7. Air kulit pisang ditakar dan
harus menghasilkan sebanyak 1 liter.
8. Tambahkan gula pasir, aduk-aduk
hingga larut lalu disaring.
9. Rebus sampai kental dan dites
dengan menggunakan garpu. Apabila sudah kental maka jika garpu dicelupkan
akan terlihat cairan yang menempel pada garpu tersebut.
10. Angkat dan masukkan dalam
stoples, diamkan sampai kental.
11. Setelah kental, jelly siap
dinikmati.
Prinsip-prinsip Pembuatan Jelly
Jelly merupakan bahan yang
kental/semi padat terbuat dari campuran 45 bagian berat buah-buahan 55
bagian berat gula. Pemekatan campuran ini harus mempunyai kadar gula yang
lebih besar dari 68% untuk jelly yang terberat.
Di pasaran terdapat berbagai
jenis jelly dari berbagai buah-buahan dan tidak semua jelly yang
diperdagangkan bermutu tinggi. Untuk mendapatkan jelly yang bermutu tinggi
dengan flavour yang harum maka digunakan campuran buah yang sudah matang
dengan yang mentah. Buah mentah digunakan untuk memberikan kadar pectin dan
keasaman yang cukup baik, sedangkan buah matang digunakan untu memberikan
flavour yang baik. Untuk mempersingkat proses pemasakan biasanya
ditambahkan pectin komersial dan gula yang lebih banyak atau apabila kadar
pectin yang diperoleh dari buah sangat rendah, lama pemasakkan perlu
diperhatikan, agar dapat memberikan kekentalan yang cukup baik.
Pemasakkan yang terlalu lama
akan menghasilkan jelly yang terlalu keras, sedangkan pemasakkan yang
terlalu singkat akan menghasilkan jelly yang terlalu encer.
Untuk memperpanjang daya simpan
jelly, dapat ditambahkan pengawet anti kapang, misalnya natrium benzoat.
Larutan asam (asam sitrat, asam tartarat dan asam malat) dapat pula ditambahkan
untuk mempercepat pembentukan gel pada pembuatan jelly. Tetapi asam yang
terlalu banyak akan menyebabkan terjadinya sintesis (keluarnya air dari
gel) dalam jelly, dan bila pemberian asam terlalu sedikit akan menyebabkan
pecahnya jelly jam. Oleh karena itu pH jelly yang optimum sekitar
3,10-3,46.
Peranan Gula dalam Pembuatan Jelly
Gula mampu memberi stabilitas
mikroorganisme pada suatu produk makanan jika diberikan pada konsentrasi
cukup (di atas 70% padatan terlarut biasanya dibutuhkan).
Kadar gula yang tinggi bersama
dengan kadar asam yang tinggi (pH rendah), perlakuan dengan pasteurisasi
secara pemanasan, penyimpanan pada suhu rendah, dehidrasi dan buah-buahan
pengawet kimia merupakan teknik-teknik pengawetan pangan yang penting.
Apabila gula ditambahkan ke
dalam bahan pangan dalam konsentrasi yang tinggi (paling sedikit 40% padat
terlarut) sebagian dari air yang ada menjadi tidak tersedia bagi
pertumbuhan mikroorganisme dan aktifitas air dari bahan pangan berkurang.
Kulit pisang yang baik untuk
pembuatan jelly adalah kulit pisang nangka.
Perbandingan kulit pisang yang
digunakan untuk jelly adalah kulit pisang matang 1 liter + pisang mentah 1
liter (1 : 1).
Pectin
Sebagian besar jaringan tanaman tertentu
mengandung pectin. Polisakarida yang berfungsi sebagai bahan pengeras,
kulit buah lemon atau jeruk adalah salah satu sumber pectin terkaya karena
mengandung kurang lebih 30% substansi ini. Secara kimiawi pectin adalah
campuran dari uronic acid galactose digabungkan dengan metal alcohol. Dalam
bentuk ekstrak murni dari bahan tanaman, pectin berupa bubuk berwarna putih
kekuningan, hamper tidak berbau dan dengan rasa getah. Pectin mampu
mengubah cairan menjadi gel. Banyak tanaman yang dapat dipergunakan untuk
memproduksi pectin, tapi kulit buah lemon, jeruk, limau dan anggur adalah
sumber ekstrak pectin untuk kebutuhan komersial.
Manfaat Jelly Kulit Pisang
1. Menembah selera
2. Sebagai makanan tambahan
3. Mengandung antioksidan.
Analisa Hasil dan Kesimpulan
Analisa Hasil/Perhitungan Ekonomi
Daftar Belanja
|
Harga
|
Kulit
pisang 2 liter
|
Rp 1.000,00
|
Gula
putih 500-700 gram
|
Rp 4.900,00
|
Sitrunzuur
1 sdm
|
Rp 100,00
|
Vanili
1 bungkus
|
Rp 200,00
|
Bahan
bakar
|
Rp 5.000,00
|
Total
|
Rp 11.200,00
|
Modal Rp 11,200,00
Hasil jelly kulit pisang 2
stoples (200 ml)
Harga jual Rp 13.000,00 per
stoples
Harga jual seluruhnya 2 x Rp
13.000,00 = Rp 26.000,00
Jadi, keuntungan yang dapat
diperoleh = Rp 26.000,00 – Rp 11.200,00
= Rp 14.000,00
Kesimpulan
Pembuatan
jelly kulit pisang ini memiliki keuntungan, antara lain :
1. Dapat mengatasi limbah di
lingkungan sekitar.
2. Menambah pendapatan ekonomi
keluarga.
|
0 komentar:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.